![](https://kampungpasarmodal.com/upload/11ca21f04b-home-banner.jpg)
CLOSE
GLOBAL MARKET REVIEW
Pelemahan indeks-indeks Wall Street memasuki hari ketiga di Selasa (23/8). Wall Street tertekan oleh kenaikan U.S. 10-year Bond Yield ke atas 3% di Selasa (23/8). Hal ini dipicu oleh antisipasi pelaku pasar terhadap pidato Kepala the Fed, Jerome Powell dalam Jackson Hole Economic Symposium pada 26 Agustus 2022 mendatang. Clue dari sejumlah petinggi the Fed mengindikasikan bahwa Jerome Powell akan kembali memberikan pandangan hawkish dalam kesempatan tersebut. Artinya, kenaikan agresif the Fed Rate diperkirakan masih akan berlanjut untuk beberapa waktu kedepan.
Indeks-indeks Wall Street juga melemah di perdagangan Selasa (23/8). Pelemahan turut dipicu oleh realisasi indeks manufaktur di Euro Area, Jerman dan Inggris. Indeks manufaktur di Euro Area dan Jerman relatif lebih baik dari ekspektasi, namun masih berada di bawah level 50 (batas ekspansi) di Agustus 2022. Sementara indeks manufaktur Inggris turun dalam ke 46 di Agustus 2022 dari 52.1 di Juli 2022.
Dari pasar komoditas, harga minyak melanjutkan rebound di Selasa (23/8) menyusul pernyataan mengenai pemangkasan volume produksi OPEC+ oleh Arab Saudi. Harga brent oil naik 3.88% ke US$100.22 per barel, sementara harga crude oil naik 3.7% ke US$93.74 per barel di Selasa (23/8).
DOMESTIC MARKET REVIEW
[Resistance : 7200] [Pivot : 7130] [Support : 7080] Pelemahan mayoritas indeks Wall Street dan Eropa di Selasa (23/8) dapat menjadi sentimen negatif bagi IHSG di Rabu (24/8). Dengan demikian, IHSG diperkirakan masih akan bergerak fluktuatif dalam rentang support dan resistance 7080-7200 di Rabu (24/8).
Dari dalam negeri, BI memutuskan untuk menaikan sukubunga acuan sebesar 25 bps ke 3.75%. Sebelumnya, BI mempertahankan sukubunga acuan di level 3.50% sejak Februari 2021. Kenaikan sukubunga acuan ini merupakan langkah antisipatif terhadap potensi kenaikan inflasi di sisa tahun 2022 karena tren kenaikan harga komoditas dan bahan pangan.
Meski demikian, BI meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa di atas 5% yoy di 2022, atau di kisaran 4.5%-5.3% yoy. Sementara inflasi tahunan diperkirakan di 5.24% yoy di 2022. Hal-hal ini yang nampaknya masih menjaga confidence pelaku pasar di Indonesia. Mempertimbangkan hal diatas, saham-saham komoditas, baik basic materials maupun coal dan CPO producers, seperti ADRO, HRUM, ITMG, KRAS, ANTM, TINS, SSMS dan AALI dapat diperhatikan di Rabu (24/8).
MARKET NEWS
ERAA PT Erajaya Swasembada Tbk
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) telah menuntaskan buyback sebanyak 71,695,900 lembar saham dengan nilai Rp35.5 miliar pada perioder 20 Mei hingga 19 Agustus 2022. Sebagai informasi, ERAA telah menyiapkan dana sebanyak Rp319 miliar untuk aksi buyback yang bersumber dari kas internal.
EXCL PT XL Axiata Tbk
PT XL Axiata Tbk (EXCL) berencana menerbitkan surat utang dengan total sebesar Rp3 triliun (tiga triliun rupiah). Surat utang tersebut terdiri dari obligasi berkelanjutan II Perseroan Tahap I-2022 senilai Rp1.5 triliun dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Perseroan Tahap I-2022 senilai Rp1.5 triliun. Obligasi tersebut terdiri dari 4 (empat) seri dengan kupon bunga obligasi dikisaran 6.75% hingga 8.25%. Sementara itu, Sukuk ijarah juga akan ditawarkan dengan 4 (empat) Seri. Sebagai informasi, dana hasil dari Obligasi dan Sukuk Ijarah akan dipergunakan untuk belanja modal Perseroan.
SOCI PT Soechi Lines Tbk
PT Soechi Lines Tbk (SOCI) membukukan pertumbuhan pendapatan bersih menjadi US$65.94 juta (+1.62% yoy) pada 1H-2022. Namun, laba kotor mengalami penurunan menjadi US$21.44 juta (-0.88% yoy). Di sisi lain, SOCI berhasil mencatatkan kenaikan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk menjadi US$5.22 juta (+4.61% yoy) di 1H-2022.
TFAS PT Telefast Indonesia Tbk
PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) mencatatkan kenaikan penjualan bersih menjadi Rp403.54 miliar (+31.08% yoy) hingga Juni 2022. Berlawanan dengan pertumbuhan tersebut, laba kotor turun menjadi Rp20.83 miliar (-4.14% yoy). Sejalan dengan hal tersebut, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk juga turun menjadi Rp1.06 miliar (-92.82% yoy) di 1H-2022.
DMMX PT Digital Mediatama Maxima Tbk
PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) membukukan peningkatan pendapatan bersih menjadi Rp924.29 miliar (+154.22% yoy) pada 1H-2022.
Sejalan dengan pendapatan yang meningkat, laba kotor juga naik menjadi Rp38.99 miliar (+37.10% yoy). Namun, laba bersih periode berjalan yang
dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk turun menjadi Rp10.12 miliar (-91.26% yoy) di 1H-2022.